Solatyang diterima ialah solat yang dilakukan dengan khusu' dan sebagamana sabda Nabi saw, " Solatlah kamu sebagaimanakamu melihatku shalat, jika tidak maka solatmu tertolak". Oleh itu kekhusy'an dalam solat adalah solat yang di lakukan mengikut tata cara sholat yang sesuai oleh Nabi.
Dengan mengamalkan solat sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi, niscaya Allah akan memenuhi hati kita dengan rasa khusyu’ semasa mendirikan solat.
Kekhusyu'an dalam shalat bukanlah sekadar kemampuan memaksimakan konsentrasi sehingga pikirannya hanya terfokus dalam shalat.
Namun kekusyu'an lebih merupakan kondisi hati yang penuh rasa takut, pasrah, tunduk dan sejenisnya..dan ini merupakan karunia Allah swt diturunkan ke khusyu’ tersebut.
Mengenai makna kekhusyu'an itu,
Ibnu Abba's menandaskan: "Artinya penuh takut dan khidmad."
Al-Mujahid menyatakan: "Tenang dan tunduk."
Sementara Ali bin Abi Thalib pernah menyatakan:
"Yang dimaksud dengan kekhusyu'an di situ adalah kekhusu'an hati."
Lain lagi dengan Hasan al-Bashri, beliau berkata:
"Kekhusyu'an mereka itu berawal dari dalam sanubari, lalu terkilas
balik ke pandangan mata mereka sehingga mereka menundukkan
pandangan mereka dalam shalat."
Menurut Istilah
Khusyu' artinya: kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi
menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa
nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan ilahi yang dapat melenyapkan
keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.
Dengan itu, seorang hamba akan menghadap Allah dengan sepenuh hati.
Ia hanya bergerak sesuai petunjuk-Nya, dan hanya diam juga sesuai dengan
kehendak-Nya.
Qatadah ra berkata, " Untuk khusu' dalam solat hati itu mestilah penuh denganngentar pada Allah swt dan mata hendakla memandang ke tanah"
Umar bin Yassir.ra. meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasululah saw bersabda,
" Apabila seseorang selesai solat dia mendapat sepersepuluh, sepersembilan, seperlapan, separtujuh, seperenam seperlima, seperempat, sepertiga atau seperdua daripada pahala maksima (mengikut mutu solat yang dikerjakan) olehnya."
Ini bermakna bahawa pahala akan diberi seimbang dengan keikhlasan dan kekhyu'an solat dikerjakan.Benarlah juga dikatakan bahawa ada setengahnya menerima pahala sepenuhnya dan ada yang tidak mendapat pahala sedikit pun.
Para sahabat dan para tabi'in berkata , bahawa khusyu' itu ialah brrtenang dalam solat. raslullah saw diberitakan oleh perawi sebagai bersabda,
" Solatlah denga khusyu' solah-olah ia adalah solatmu yang terakhir sebelum kamu mati".
Imam Atha' pernah berkata:
"Khusyu' artinya, tak sedikitpun kita mempermainkan salah satu
anggota tubuh kita."
Kiat Khusyu' Dalam Soalat
dalam buku-buku mereka khususnya yang berkenaan dengan hukum dan
tata cara shalat. Di antaranya:
1. Mengenal Allah, Menghadirkan, Mengagungkan dan takut Kepada-Nya.
Orang yang paling khusyu' dalam shalat adalah orang yang paling bertakwa. Karena Allah berfirman:
"(orang-orang yang khusyu' yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."
- (Al-Baqarah: 46)
2. Hendaknya Orang Yang Soalat Menyadari Bahwa Solat Adalah Perjumpaan, Sekaligus Komunikasi Dirinya Dengan Allah
Hal itu telah diisyaratkan dalam hadits Nabi :
"Apabila seorang di antaramu sedang shalat, sesungguhnya dirinya sedang berkomunikasi kepada Allah. Maka janganlah ia membuang ludah ke hadapan muka, atau ke arah kanan; tapi hendaknya ia membuangnya ke-sebelah kiri, atau di bawah telapak kakinya."
- (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim)
3. Ikhlas Dalam Melaksanakannya
Keikhlasan adalah ruh aural. Satu amalan yang dianggap pelakunya sudah ikhlas, bila tak mencocoki ajaran syari'at, tak akan diterima. Demikian juga amalan yang benar sesuai ketentuan, namun tidak ikhlas karena Allah, juga tak ada gunanya. Ikhlas, artinya hanya untuk Allah. Benar, artinya menuruti, Sunnah Rasul .
Satu amalan yang dilakukan dengan ikhlas, dengan sendirinya akan mudah meleburkan diri si hamba secara menyeluruh ke dalam ibadah itu sendiri. Karenatak satupun menurut keyakinannya yang pantas menguras perhatian dirinya selain Allah.
4. Mengkonsentrasikan Diri Hanya Untuk Allah
Dalam shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
"Seandainya seorang hamba (sesudah berwudhu dengan baik) tegak malakukan shalat, memuji Allah, menyanjung-Nya, mensucikan diri-Nya yang mana itu memang merupakan hak-Nya, mengkonsen-trasikan diri hanya mengingat Allah; maka ia akan keluar darishalatnya laksana bayi yang baru dilahirkan."
5. Menghindari Berpalingnya Hati Dan Anggota Tubuh Dari Shalat
Imam Ash-Shan'ani menyatakan:
"Sebab dimakruhkannya berpaling tanpa hajat di kala soalat, karena itu dapat mengurangi kekhusyu'an, dan dapat juga menyebabkan sebagian anggota badan berpaling dari kiblat. Juga karena soalat itu adalah menghadap Allah.
6. Merenungi Setiap Gerakan Dan Dzikir-Dzikir Dalam Shalat
Imam Ibnul Qayyim pernah menyatakan:
"Ada satu hal yang ajaib, yang dapat diperoleh oleh orang yang merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan dibaca) di setiap gerakan soalat.
Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari ke-Maha Terjagaan Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan ke-Maha Agung-an Allah."
7. Memelihara Tuma'ninah (Ketenangan), Dan TidakTerburu-buru Dalam Shalat
Allah berfirman:
"Dan apabila kamu sudah tenang, maka dirikanlah shalat..." (An-Nisa': 103)
Ayat di atas jelas mengisyaratkan bahwa ketenangan, adalah faktor vital dalam solat yang harus diperhatikan.
8. Semangat Dalam Melakukannya
Ini satu hal yang lumrah. Karena tatkala seseorang soalat dengan seenaknya, malas dan tidak bersemangat; jelas tak akan dapat diharapkan kehusyu'annya.
Rasulullah juga pernah bersabda,
"Apabila salah seorang di antara kamu mengantuk, sedangkan ia tengah melalukan soalat; hendaknya ia tidur terlebih dahulu sehingga hilang rasa mengantuknya. Karena kalau ia solat terus, jangan jangan, ia ingin beristighfar malah mencaci dirinya sendiri"
9. Memilih Tempat Soalat Yang Sesuai
Artinya yang memenuhi syarat agar bisa membuat soalat kita menjadi khusyu'.
Tempat tadi paling tidak harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
1. Tenang, dan jauh dari keributan yang ditimbulkan mungkin oleh penuh sesaknya orang-orang yang shalat, sehingga membikin suara yang mangganggu. Sesungguhnya Nabi pernah marah ketika dalam shalat beliau mendengar suara ribut di belakangnnya.
2. Hadirnya para malaikat. Artinya, kita menghindari hal-hal/sesuatu yang menghalangi malaikat (rahmat) untuk memasuki tempat kita menunaikan soalat. misalnya, lukisan benda bernyawa, atau anjing. Karena Nabi bersabda: "Para malaikat tidak akan memasuki satu rumah yang di dalamnya ada lukisan benda bernyawa, atau anjing."
10. Menghindari Segala Yang Menyibukkan Dan Mengganggu Solat
Siapa yang soolatnya khusyu' sepanjang waktu di antara kita?
Rasanya sulit menemukan orang tersebut. Ibadah sholat yang seharusnya menimbulkan kenikmatan, dialog dengan Rabb kita itu, acapkali menjadi hambar dan tidak berasa karena kadar kekhusyu'an kita kurang.
Ada saja yang mengganggu pikiran kita saat kita sudah mulai melaksanakan solat, bahkan tak jarang apa yang sebelumnya kita cari setengah mati tidak ketemu, ketika kita sudah bertakbir, maka seolah hadir dalam ingatan kita dimana barang yang kita cari tersebut.
Khusyu' itu bermakna adanya ketenangan, tuma'ninah , pelan-pelan, ketetapan hati, tawadhu' serta merasa takut dan selalu merasa diawasi Allah Ta'ala (Tafsir Ibnu Katsir, cet. Darus Syi'b VI/414).
alat oleh al akh Bambang Setiawan)
Definisi lainnya dari khusyu' ini adalah menghadapnya hati di hadapan Allah Ta'ala dengan sikap tunduk dan rendah diri (merasa hina). (Madarijus Salikin I/520).
Menjalankan sholat yang wajib (lima waktu) itu setiap harinya, tidaklah bisa kita lakukan dengan ringan, apabila kita tidak bisa khusyu' dalam sholat kita, sebagaimana firmanNya;
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (Al-Baqarah :45)
Dalam postingan ini saya hanya mencantumkan dua poin berdasarkan sebuah buku yang berjudul 33 Kiat Mencapai Kekhusyu'an dalam Shalat, dimana ringkasannya telah dibuat oleh al akh Bambang Setiawan yang terlampir dalam postingan ini.
Menggapai kekhusyu'an sholat.
Pertama :
Memperhatikan hal-hal yang mendatangkan kekhusyu'an, diantaranya adalah:
Bersiap diri sepenuhnya untuk shalat
Tuma'ninah
Mengingat mati di saat shalatmu
Menghayati makna bacaan shalat
Membaca al-Qur'an sambil berhenti pada setiap ayat
Membaca al-Qur'an dengan tartil serta membaguskan bacaan
Meyakini bahwa alloh akan mengabulkan permintaannya saat hamba sedang shalat
Meletakkan sutrah ( tabir pembatas ) mendekatkan diri ke arahnya
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada
Melihat ke arah tempat sujud
Menggerak-gerakan jari telunjuk
Membaca surat-surat al-Qur'an atau do'a-do'a secara berganti-ganti
Membaca ayat-ayat Sajdah
Memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan
Membayangkan kekhusyu'an salafush shalih saat mereka shalat
Mengetahui keistimewaan-keistimewaan khusyu' dalam shalat
Bersungguh-sungguh dalam berdo'a (Pada saat disyari'atkannya berdo'a) pada
Waktu shalat, khususnya pada waktu sujud
Berdzikir setelah shalat
Kedua :
Berupaya Menepis Penghalang kekhusyu'an shalat , diantaranya adalah:
Menghilangkan sesuatu yang mengganggu di tempat shalat
Menghindari shalat dengan pakaian bergambar/bertulisan dan sejenisnya
Menghindari shalat dekat makanan yang disukai
Menghindari shalat dalam keadaan menahan buang air kecil maupun besar
Menghindari shalat dalam kondisi mengantuk
Jangan shalat di belakang orang yang sedang bercakap-cakap ataupun tidur
Tidak menyibukkan diri dengan membersihkan debu
Tidak boleh mengganggu orang shalat dengan mengeraskan bacaan al-Qur'an
Tidak menoleh ke kiri atau ke kanan ketika sedang shalat
Tidak mengarahkan pandangan ke langit
Jangan meludah ke depan ketika sedang shalat
Berusaha sebisa mungkin untuk tidak menguap karena kantuk
Tidak bertolak pinggang ketika shalat
Tidak menjulurkan pakaian hingga menyentuh tanah
Tidak mencontoh gerakan atau tingkah laku binatang
Wallahu a'lam
(silahkan didownload ringkasan kitab 33 Kiat Mencapai Kekhusyu'an dalam Sh
Khusyu’ tentu merupakan sesuatu yang dicari-cari oleh orang yang mendirikan salat yang ingin mendapatkan keridhaan dari Allah swt yand disembahnya.
Khusyu’ adalah ketentraman, ketenangan, perasaan takut, kesejahteraan, dan juga tawadhu’. Lebih singkatnya, khusyu’ adalah merasa takut terhadap Allah dan selalu memperhatikan segala apa yang diperintahkan-Nya. Ada juga yang mengatakan, khusyu’ adalah berdirinya hati di hadapan Rabb dengan penuh ketundukan dan perasaan hina dina.
Tempat khusyu’ adalah di dalam hati. Namun, khusyu’ juga memberikan dampak terhadap jasmani. Sebab, anggota tubuh akan mengikuti hati. Jika hati khusyu’ anggota badan pun akan tenang dan tentram. Jika khusyu’ rusak, rusak pulalah ibadah yang dilakukan oleh anggota badan seseorang.
Kebanyakan ulamak berpendapat bahwa khusyu’ adalah sesuatu yang diwajibkan. Allah berfirman, yang artinya,
“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”.
- (Al-Baqarah:45)
Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ayat di atas menunjukkan ancaman terhadap orang-orang yang tidak khusyu’. Dan ancaman itu, tidak akan terjadi kecuali terhadap orang-orang yang meninggalkan sebuah kewajiban, atau mengerjakan sesuatu yang haram. Dengan demikian, jika orang-orang yang tidak khusyu’ itu diancam, artinya khusyu’ adalah wajib hukumnya.
Oleh karena itu, mengusahakan sebab-sebab khusyu’ merupakan sebuah keharusan. Secara garis besar, sebab-sebab yang menjadikan seseorang khusyu’ terbagi dalam dua hal, yaitu,
Pertama, mendatangkan segala sesuatu yang dapat mewujudkan kekhusyukan di dalam salat kemudian memperkuatnya,
kedua, membendung segala sesuatu yang dapat menghapus dan menghilangkan kekhusyukan tersebut.
Berikut ini, sebab-sebab khusyu’ kategori pertama yang terpenting:
Mempersiapkan Diri untuk Salat
Persiapan untuk salat ini dilakukan sejak muadzin mengumandangkan adzan, yaitu dengan menjawab kalimat-kalimat adzan. Setelah itu berdoa dengan doa setelah adzan yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adalah baik untuk berwudhu dari rumah daripada berwudhu di masjid. Maka, wudhulah dengan tata cara yang disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bacalah doa setelah wudhu. Termasuk dalam membersihkan diri adalah bersiwak serta mengharumkan mulut di mana nanti lisan merupakan jalan dilantunkannya Al-Quran.
Mengenakan pakaian yang baik merupakan hal yang diperintahkan oleh Allah dalam firmannya surah Al-A’raf ayat 31. Juga, jangan pula memancing ketidakhusyukan jamaah lain dengan mengenakan pakaian yang bergambar pada bagian belakangnya.
Setelah itu, berjalanlah menuju masjid dengan penuh ketenangan, ketundukan, penuh khidmat seraya berdzikir dengan dzikir saat berjalan ke masjid yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika masih ada waktu, hendaklah shalat 2 rakaat dulu sebelum duduk di masjid. Kalaupun ada waktu lagi, berdoalah sebelum iqamat dikumandangkan karena waktu di antara adzan dan iqamat merupakan salah satu waktu bagi terijabahinya doa.
Saat iqamat berkumandang, maka tak ada lagi ibadah yang terpenting kecuali menegakkan salat itu sendiri. Maka luruskanlah dan rapatkanlah shaf karena hal itu merupakan unsur kesempurnaan salat serta jalan untuk mencegah masuknya setan pengganggu salat.
Bersikap Tenang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu thuma’ninah (bersikap tenang) dalam melakukan salat hingga setiap tulang belulangnya kembali ke tempat semula. Orang yang tidak menyempurnakan bagian-bagian salatnya, seperti rukuk dan sujud, dijuluki sebagai orang yang mencuri sebagian salatnya.
Rasulullah juga mengomentari orang yang tidak sempurna sikap tenangnya dalam melakukan gerakan-gerakan salat ini, “Perumpamaan orang yang tidak sempurna rukuknya dan mematuk dalam sujudnya adalah seperti seorang yang sedang kelaparan yang makan sebuah kurma dan dua buah kurma, di mana keduanya tidak ada manfaatnya sama sekali terhadapnya.” (Riwayat Ath-Thabarani, hasan)
Orang yang tidak thuma’ninah ketika shalat tidak mungkin melakukan shalatnya dengan khusyu’. Sebab, melakukan shalat dengan cepat-cepat dapat menghilangkan kekhusyukan. Sedangkan melakukan shalat seperti seekor burung yang mematuk akan dapat menghilangkan pahala daripada salat itu sendiri.
Mengingat Mati dalam Salat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengisyaratkan tentang masalah ini,
“Ingatlah kematian dalam solatmu. Karena sesungguhnya seseorang jika mengingat kematian di dalam salatnya, niscaya dia akan bermaksud untuk memperbaiki solatnya. Dan lakukanlah solat sebagaimana solat seseorang yang tidak pernah mengira bahwa dia akan dapat melakukan selain salat yang dilakukannya itu.”
- (Dinukil di As-Silsilah Ash-Shahihah, Al-Albani, nomer 1421, Al-Hafidz Ibn Hijr menyatakan hadits ini sebagai hadits hasan)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan nasihat terhadap Abu Ayyub rahimahullah,
“Jika engkau telah berdiri di dalam solatmu, maka lakukanlah solat sebagaimana salat seseorang yang akan meninggalkan".
- (Riwayat Ahmad).
Maksud hadits di atas adalah melakukan salat sebagaimana orang yang salat sedangkan dia mengira bahwa dia tidak akan pernah dapat melakukannya kembali selain salat yang sedang dilakukannya itu.
Jika seseorang yang solat itu berperasaan bahwa dia akan mati, sedangkan kematian itu pasti akan datang, dia juga berperasaan bahwa salatnya itu adalah salat yang paling akhir dilakukan, maka dia akan melakukannya dengan khusyu’, sebab dia tidak mengetahui mungkin solat itulah memang benar-benar salat yang paling akhir dia lakukan.
Tiga hal di atas merupakan hal awal yang merupakan sebab bagi terwujudnya kekhusyukan salat. Tentu, tidak terbatas sekedar hal-hal di atas, masih ada sebab-sebab bagi terwujudnya kekhusyukan salat, baik termasuk kategori pertama maupun yang kedua..
No comments:
Post a Comment