Thursday, July 3, 2008

Sabar sifat terpuji



Sabar Sifat mukmin yang terpuji.


Sabar adalah salah satu sifat mahmudah yang sangat dituntut oleh Islam sebagai ciri seorang yang bertaqwa. Sabar bererti tabah hati menghadapi sesuatu musibah, penderitaan atau kesempitan sambil berusaha mengatasinya dengan penuh harapan memohon pertolongan dan bertawakkal kepada Allah swt.

Firman Allah ynag bermaksud;

" Wahai orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran serta kuatkan pertahanan dan bertaqwa kepada Allah semoga kamu beroleh kejayan".

- Ali Imran:200




Sabar itu ialah menahan diri daripada memarah atas sesuatu yang tiada disukainya dan menahan lidah daripada mengadukan kepada yang lain daripada Allah. Besabar itu ialah berbuat taat dan meninggalkan maksiat dan adalah menjadi kewajiapan setiaap muslim.

Orang yang beriman sentiasa bersabar semasa menghadapi ujian dan menenerimanya sebagai takdir yang dikehendaki Allah serta berusaha mengatasinya dengan gigih dan memohon rahmat serta hidayah Allah. Mereka ynag tidak sabar menghadapi ujian Allah akan rugi dunia dan diakhirat dan tidak mendapat sebarang ganjaran pahala dari Allah swt.

Firman Allah yang bermaksud;

" Sesungguhnya orang yang sabar sahajalah yang akan disempurnakan pahala mereka dengan tidak terkira."

- Al Zumir: 10
Sabda Rasulullah saw yan bermaksud:

" Daripad a Anas r.a. menceritakan, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya Allah Azawal berfirman, : Apabila aku menguji hambaku dengan buta kedua-dua matanya , sedangkan dia sabar, maka aku gantikan dengan syurga."

-( Ruwah Bukhari)
Sabar dituntut semasa melaksanakan pekerjaan seperti bnerikut:

1. melaksanakan perintah Allah seperti solat, zakat dan puasa
2. menghadapi ujian dan penderitaan seperti sakit dan kematian
3. menghadapi dugaan, fitnah, hasad dengki seseorang
4. menghhadapi kesusahan seperti kesempitan hidup/miskin serta bala' bencana
5. dalam perjuangan seperti menuntut ilmu , berdakwah dan berjihad.

Sesungguhnya sebagai orang mukmin kita sepatgutnyalah bersifat sabar melaksankan perintah Allahg, menhadapi ujian Allah serta kesusahan dalam perjuangan kehidupan sehingga kemertabat sabar yang tertinggi.

Sumber: Berita Harian 3 Juali 2008


Umat Islam dituntut sabar hadapi ujian kesusahan hidup

Oleh Lokman Ismail

HIDUP di dunia penuh cubaan. Itulah antara tujuan manusia diturunkan ke dunia untuk diuji dengan pelbagai cabaran hidup. Setiap apa yang dilakukan mendapat pembalasan setimpal, termasuk dalam soal bersabar menghadapi cabaran hidup.

Sememangnya tidak semua yang kita ingin diperoleh dengan mudah. Seperti kata pepatah, yang pipih tidak akan datang melayang dan yang bulat tidak akan datang bergolek. Jika tidak dipecahkan ruyong, masakan dapat sagunya. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dulu bersenang-senang kemudian.

Pepatah itu mengajar kita supaya bersabar dan tekun melakukan sesuatu usaha. Kita tidak sepatutnya mengharapkan kejayaan dengan mudah bergantung kepada nasib semata-mata. Sesungguhnya, Allah menguji setiap hamba-Nya dengan pelbagai cara.

Sesiapa yang bersabar, dia bakal beroleh kejayaan berlipat ganda di sisi Allah, di dunia atau di akhirat. Firman Allah yang bermaksud: “Mereka itulah yang diberikan pahalanya dua kali ganda disebabkan mereka telah sabar.” (Surah al-Qasas, ayat 54)

Kesabaran diperlukan dalam semua keadaan untuk meneruskan aktiviti kehidupan. Setiap usaha yang dilakukan mestilah secara berterusan dengan tenang mengharapkan keredaan Allah. Bersabar adalah jalan menuju kepada kehidupan yang lebih sempurna.

Ada lebih 70 ayat dalam al-Quran yang menyebut mengenai perlunya sifat bersabar dan kebaikan daripada mengamalkan sikap itu. Dengan kata lain, perlunya sikap sabar menghiasi kehidupan setiap Muslim.

Sabar termasuk dalam erti istiqamah. Berterusan melakukan sesuatu tugasan atau usaha adalah sebahagian tanda bersabar. Banyak kejayaan hanya dicapai dengan melakukan secara berterusan.

Menurut pandangan Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, sabar membawa maksud menanggung segala kesukaran fizikal dan meneruskan usaha apa yang dilakukan. Sabar juga membawa makna menahan segala kehendak nafsu yang ada dalam diri manusia.

Memang perkataan sabar mudah disebut, tetapi sukar untuk dilaksanakan, melainkan orang yang teguh imannya. Setiap dugaan dan halangan perlu ditempuhi dengan reda dan penuh keinsafan. Setiap kesusahan yang dihadapi sudah pasti ada hikmahnya. Firman Allah bermaksud: “Hanya orang yang sabar akan disempurnakan pahalanya tanpa kiraan.” (Surah az-Zumar, ayat 10).

Sesungguhnya, kegagalan bukan bermakna kita akan gagal selama-lamanya. Banyak orang yang berdepan dengan kegagalan bangkit berusaha lebih gigih sehingga dia berjaya mendapat lebih daripada apa yang diimpikan sebelumnya. Jika tidak kerana kegagalan yang pernah dihadapinya, dia mungkin tidak mendapat kebaikan yang lebih.

Justeru, umat Islam dilarang sama sekali mudah berputus asa. Kegagalan dan kesusahan hidup adalah pengalaman berharga untuk dijadikan panduan mendapat lebih baik pada masa depan.

Sesungguhnya Allah menyeru orang beriman sentiasa tetap bersabar. Dengan mengamalkan sikap bersabar pastinya mendapat keuntungan. Firman Allah yang bermaksud: “Hai orang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah berwaspada dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Surah Ali Imran, ayat 200)

Sikap berputus asa tidak mengubah ke arah lebih baik. Orang berputus asa sebenarnya menjauhkan diri daripada kejayaan yang separuhnya sudah dicapai di sebalik kegagalan yang dihadapinya. Sebenarnya dalam kegagalan itu ada kejayaan, kerana separuh kejayaan sudah dicapai dalam setiap kegagalan. Tidak mungkin kita tidak memperoleh apa-apa kebaikan daripada yang dilakukan. Allah menetapkan dan memberi pembalasan setiap apa yang dilakukan.

Firman Allah yang bermaksud: “Barang siapa yang mengerjakan amal soleh, baik lelaki atau wanita sedang dia beriman, maka mereka itu masuk syurga dan mereka tidak pula dianiaya sedikitpun.” (Surah an-Nisa, ayat 124) Setiap usaha tentu ada kebaikannya, biarpun tidak mencapai kejayaan seperti yang diharapkan. Oleh itu, tidak tepat jika dikatakan usaha dilakukan hanya sia-sia disebabkan tidak mencapai sasaran ditetapkan.

Soal berjaya atau tidak, itu urusan Allah menentukan. Sedangkan tugas kita adalah berusaha dan kemudian bertawakal. Balasan yang Allah janjikan di akhirat adalah lebih baik. Setiap apa diusahakan adalah ibadat jika diniatkan untuk mencari keredaan Allah. Kita perlu berpegang kepada matlamat hidup, iaitu setiap apa dilakukan adalah ibadat kepada Allah.

Setiap umat Islam dilarang keras bersikap berputus asa daripada rahmat Allah. Sikap berputus asa bererti menolak qada dan qadar yang wajib diyakini. Sesungguhnya, sabar itu tanda keimanan. Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam sabda bermaksud: “Sabar itu separuh daripada iman.” (Hadis riwayat Abu Naim).


Posted on March 15th, 2008 in 07 Tafsir Al-Qur'an by redaksi
Sa’ad Abdul Wahid

Lima ayat dari surat Al-Baqarah [2], yaitu ayat 153 sampai dengan ayat 157, merupakan satu kesatuan, baik dalam nadanya, susunan kata-kata dan kalimatnya, maupun maknanya. Permulaan ayat mengarah kepada akhir ayat dan penghabisannya kembali kepada permulaannya. Hal ini memberikan isyarat bahwa lima ayat tersebut diturunkan sekaligus, tidak terpisah. Nada ayat tersebut memberikan pengertian, bahwa lima ayat tersebut diturunkan sebelum ayat yang memerintahkan berperang, dan sebelum disyariatkan Allah untuk berjihad.
Di dalamnya terkandung isyarat bahwa orang-orang Mukmin mengalami cobaan dan musibah, seperti: mati, sakit, rasa takut, kelaparan dan sebagainya.
Sunnah (peraturan) Allah berlaku terhadap hamba dan makhluknya, tiada seorang pun dapat mengubah atau mengganti sunnah-Nya.
Cobaan yang menimpa seseorang berbeda dengan cobaan yang menimpa orang banyak. Cobaan yang menimpa orang banyak sangat besar pengaruhnya, dan berakibat merusak susunan kehidupan masyarakat, karena kerusakan yang menimpa mereka lebih besar. Cobaan yang menimpa orang banyak itulah yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 153 -157.
Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak selamanya cobaan itu berakibat buruk, melainkan di belakangnya terdapat hikmah yang sangat besar, yaitu mengingatkan manusia agar kembali kepada Allah SwT, kembali kepada Nur Ilahi, dengan memperbanyak ibadah dan meningkatkan takwa kepada-Nya.
Ayat-ayat tersebut membangkitkan kaum Mukminin dan menghapus rasa takut untuk menghadapi perang membela agama Islam, agama Allah SwT, apabila diperangi musuh-musuh Islam. Ayat-ayat tesebut juga memberikan isyarat bahwa dihadapan kaum Mukminin akan muncul suatu cobaan yang sangat dahsyat, yang harus dihadapi dengan kekuatan lahir dan batin, jasmani dan rohani, dengan kesabaran dan shalat dengan memohon rahmat dan hidayah kepada Allah SwT.
Dimaksudkan dengan “sabar” ialah tidak berputus asa dalam berusaha meraih kemenangan dan keuntungan serta tabah dalam menghadapi segala macam kesulitan dan cobaan, sedang yang dimaksudkan dengan shalat ialah suatu ibadah tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta dengan bertawajjuh (menghadap) kepada Allah SwT dan memohon ma’unah (pertolongan) kepada Allah SwT, agar diberi kekuatan lahir dan batin, sebab kekuatan itu hanya dari Allah SwT.
Kesabaran adalah karunia dari Allah SwT, yang sangat besar, dan merupakan sifat yang sangat terpuji, sehingga dalam Al-Qur’an disebutkan berkali-kali.
Dalam surat Luqman, Allah berfirman:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting”. (Luqman [31]: 17).
Pada ayat tersebut Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar mendirikan shalat, menyuruh berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran dan bersabar dalam meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebab dalam shalat terkandung berbagai macam doa dan dzikir, sehingga orang yang mendirikan shalat, hatinya menjadi tenang, dan dekat kepada Allah SwT. Karena kedekatannya kepada Allah SwT, maka doanya terkabul cepat atau lambat, dan terjaga dari berbuat keji dan mungkar, sebagaimana diungkapkan dalam firman-Nya:

“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-’Ankabuut [29]: 45).
Pada ayat lainnya Allah berfirman:

“Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushshilat [41] : 35).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang sabar dan orang-orang yang beruntung besar, yang dianugerahi sifat-sifat yang baik. Pada ayat yang lain Allah berfirman:

“Katakanlah (Muhammad): Wahai hamba-hambaku yang beriman, tertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa hisab.” (Az-Zumar [39] : 10).
Karena sabar itu sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dan keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat, maka Al-Qur’an dalam berbagai ayat menganjurkan kepada orang-orang Mukmin agar bersabar dalam menghadapi segala macam cobaan dan kesulitan, atau ujian, dalam menghadapi keinginan dalam menghadapi ibadah dan sebagainya, misalnya:

a) Dalam menghadapi musibah Allah berfirman:

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap musibah yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting”. (Luqman [31]: 17).
b) Dalam menghadapi fitnah, Allah berfirman:

“Maka bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya ….. (Thaha [2] : 130).
Pada ayat tersebut Allah SwT, memerintahkan kepada orang-orang Mukmin agar bersabar dalam menghadapi fitnah dan hendaknya dapat menahan diri dari kemarahan, sebab kemarahan itu tidak dapat menyelesaikan masalah, adapun cara menegakkan kesabaran antara lain dengan memperbanyak dzikir di waktu pagi dan sore.
c) Dalam menghadapi takdir (kepastian) Allah, misalnya: takdir kematian, kelahiran dan sebagainya, Allah SwT, memberikan tuntunan sebagai berikut:

“Dan bersabarlah dalam menunggu kepastian Tuhanmu, sebab sesungguhnya kamu berada dalam pengawasan kami dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun (tidur)”. (Ath-Thuur [52]: 48).
d) Dalam menghadapi kegiatan ibadah, sebab ibadah itu juga memerlukan kesabaran apalagi ibadah yang memerlukan jasmani, rohani dan dana, seperti ibadah haji. Maka memerlukan kesabaran yang tinggi, sebab ibadah haji menghadapi berbagai masalah yang melelahkan. Dalam hal ini, Allah berfirman:

“Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan bersabarlah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada orang yang sama dengan Dia (yang wajib disembah). (Maryam [19]: 65).
e) Sabar dalam menghadapi cita-cita, hajat atau keinginan yang luar biasa, sebab keinginan tanpa kesabaran dapat menimbulkan kerusakan. Dalam hal ini Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah [2]: 153).
Adapun mengenai shalat, syariat Islamiyah memandang sebagai ibadah yang paling besar dan paling agung. Maka dalam Al-Qur’an perintah mendirikan shalat disebutkan berkali-kali, dan ditegaskan bahwa shalat itu dapat menjaga manusia dari perbuatan keji, sebagaimana disebutkan dalam firman:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu al-Kitab (al-Qur’an) dan dirikahlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-’Ankabuut [29] : 45).
Dalam suatu Hadits, ditegaskan bahwa shalat itu merupakan salah satu rukun Islam yang kelima:

“Dari Abdullah bin ‘Umar, ia berkata: Nabi saw bersabda: Islam dibangun di atas lima (rukun), yakni: Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menunaikan haji ke Baitul Haram, dan menunaikan puasa Ramadlan. (Diriwayatkan oleh Muslim : 21/16 : 32).
Para ulama sependapat bahwa sabar dan shalat mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi segala macam cobaan dan ujian, karena itulah perintah bersabar dan mengerjakan shalat disebutkan berkali-kali dalam Al-Qur’an, dan ditegaskan bahwa orang-orang yang sabar selalu dekat di sisi Allah SwT dan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SwT, sebagaimana diungkapkan dalam firman-Nya:

( … … Sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang sabar). (al-Baqarah [2]: 153).l

No comments: